Abstract | Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan budaya, batik, busana, adat istiadat, dan kesenian. Kesenian yang masih eksis sampai saat ini adalah kesenian tradisional klasik dan kerakyatan. Kesenian tradisional klasik diantara salah satunya adalah berupa seni tari. Seni Tari klasik adalah bentuk seni tari yang mengalami kristalisasi keindahan. Hal ini dapat dilihat dari bentuk gerak, perpindahan gerak, irama gerak, rias dan kostum sebagai sebuah satu kesatuan yang utuh dan menyatu. Tari klasik pada awalnyahidup dikalangan istana raja dan sampai saat ini masih tetap diupayakan kelestariannya.Tari tradisional klasik gaya Yogyakarta bentuk gerakannya terdiri dari gerak: putri, halus, dan gagah. Secara koreografiterdapat bentuk kelompok, berpasangan, dan tunggal. Tari tunggal banyak jumlahnya diantara salah satunya adalah tari Klana Raja. Tari Klana Raja termasuk tari tunggal yang ditarikan tidak lebih dari satu orangdan di tarikan oleh pria. Struktur tari Klana Raja secara garis besar terdiri dari maju gendhing, kiprahan, dan mundur gendhing (awal, tengah, dan akhir). Selain hal tersebut bahwa tari Klana Raja terdiri beberapa macam ragam gerak. Setiap ragam gerak mengandung beberapa macam pengetahuan dan maknayang berkaitan dengan pendidikan. Tari Klana Raja, selain memberi rasa senang bagi pelaku dan penonton juga dapat digunakan sebagai media pendidikan baik di sekolah formal maupun non formal. Melalui pendidikan seni sebagai proses apresiasi. Apresiasi seni sebagai sarana untuk mengerti serta menyadarkan tentang berkesenian, sehingga mampu menilai sebagaimana semestinya tentang seni, terutama yang berkaitan dengan seluk beluk hasil karya seni maupun berprosesnya, harapannya menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampumengahayati, menghargai, menikmati serta menilai sebuah karya seni. |