Abstract | Keresahan menghinggapi para orang tua terhadap anaknya saat ini yang cenderung menunjukkan sikap dan berperilaku kurang santun dan kurang terpuji. Sementara, sikap santun, hormat, semangat kebersamaan, tenggang rasa ( tepa selira ), dan gotong royong sudah jarang diperhatikan di kalangan anak-anak muda sekarang. Memberikan penanaman budi pekerti kepada anak wajib dilakukan untuk mengatasi sikap negatif anak-anak. Penanaman nilai budi pekerti harus berjalan terpadu dan dimulai sejak anak usia dini. Sejak kecil, seharusnya anak sudah dibiasakan dengan perilaku-perilaku yang mencerminkan budi pekerti di dalam keluarga dan dibiasakan menghormat orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa mengandung syarat pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan budi pekerti. Dalam bahasa Jawa, terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. Pendidikan budi pekerti yang digali dari substansi bahasa Jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut, peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui pemakaian undhausuk bahasa Jawa perlu dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan budaya. Penelitian ini menggunakan rancangan case study (studi kasus) ke lokasi penelitian. Fokus penelitian, yaitu peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui undhausuk bahasa Jawa. Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan metode reduksi data, pemaparan data, kategori data, dan simpulan data. Uji mutu data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. |