Abstract | Artikel ini membahas interaksi sosial yang terjadi pada wibu di dalam komunitas Harajuku Nation Purwokerto. Interaksi sosial merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia sebagai makhluk sosial. Selama ini masih terdapat asumsi negatif dari masyarakat mengenai wibu yaitu seseorang yang nolep, ansos, dan tidak dapat berbaur dengan lingkungan. Padahal interaksi sosial menjadi sebuah kunci seluruh kehidupan sosial, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan satu dengan lainnya. Sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri. Kemudian terbentuklah sebuah komunitas yang dapat menjadi menampung mereka dan berisi orang-orang yang menyukai budaya populer Jepang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik analisis datanya menggunakan model dari Miles dan Huberman (1992) yang meliputi tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data/ kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi sosial yang dilakukan anggota komunitas Harajuku Nation yang terbagi menjadi dua yaitu interaksi di dalam komunitas dan interaksi di luar komunitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa asumsi negatif mengenai wibu tidak sepenuhnya benar, karena pada kenyataannya mereka dapat melakukan interaksi sosial di dalam komunitas maupun di luar komunitas dengan baik. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Wibu, Komunitas This article discusses the social interactions that occur in wibu in the Harajuku Nation Purwokerto community. Social interaction is a fundamental need of every human being as a social being. There are still negative assumptions from society about wibu, namely someone who is nolep, ansos, and cannot blend in with the environment. Whereas social interaction is a key to all social life, because basically humans are living things that need one another. So humans cannot live alone. Then a community was formed that can accommodate them and contains people who like Japanese popular culture. This research uses descriptive qualitative methods. The data analysis technique uses a model from Miles and Huberman (1992) which includes three steps, namely data reduction, data presentation, and data verification/conclusion. The results of this study show that there are social interactions carried out by members of the Harajuku Nation community which are divided into two, namely interactions within the community and interactions outside the community. This shows that the negative assumptions about wibu are not entirely true, because in reality they can carry out social interactions within the community and outside the community well. Keywords: Social Interaction, Wibu, Community |