Garuda Documents : Analisis Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten Tahun 2020

TitleAnalisis Autokorelasi Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten Tahun 2020
Author Order2 of 3
Accreditation2
AbstractABSTRACT The cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Klaten Regency still increase from the previous year and this disease could be caused by environmental factors spreading widely in one area to another. Therefore, this study aims to determine the relationship between environmental factors and the DHF in Klaten Regency with a sample of 26 subdistrict. The secondary data were used including population density, rainfall, urban areas, the length of the road network, and the area of forestry/plantation. Data were analyzed by univariate and spatial autocorrelation analysis of Moran Index and LISA using Geoda 1.18. The spatial autocorrelation analysis with Moran Index resulted in a positive spatial relationship between population density, rainfall, proportion of urban areas, road density, and vegetation cover with DHF. Meanwhile, local spatial analysis with LISA resulted in positive and negative spatial relationship and resulted in hotspot areas on environmental factors with the DHF. It can be concluded that intervention on environmental conditions would be necessary as to decrease its negative impacts. ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten masih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang menyebabkan kasus ini menyebar luas dalam satu wilayah ke wilayah lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian DBD di Kabupaten Klaten dengan sampel sebanyak26 kecamatan. Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu kepadatan penduduk, curah hujan, wilayah perkotaan, panjang jaringan jalan, serta luas area perhutanan/perkebunan. Data dianalisis secara univariat dan analisis autokorelasi spasial Indeks Moran dan LISA menggunakan Geoda 1.18. Analisis autokorelasi spasialdengan Indeks Moran menghasilkan hubungan spasial yang positif antara kepadatan penduduk, curah hujan, proporsi daerah perkotaan, panjang jalan serta tutupan vegetasi dengan kejadian DBD. Sementara itu, analisis spasial secara lokal dengan LISA menghasilkan hubungan spasial yang positif dan negatif serta menghasilkan daerah hotspot pada variabel faktor lingkungan dengan kejadian DBD. Hal ini dapat disimpulkan bahwa intervensi pada kondisi lingkungan akan diperlukan untuk mengurangi pengaruh yang negatif
Publisher NameBalai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Publish Date2022-08-08
Publish Year2022
DoiDOI: 10.22435/vektorp.v16i1.5817
Citation
SourceJurnal Vektor Penyakit
Source IssueVol 16 No 1 (2022): Edisi Juni
Source Page23-32
Urlhttps://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/vektorp/article/view/5817/2762
AuthorProf. Dr. DWI SARWANI SRI REJEKI, S.KM, M.Kes(Epid)
File3169900.pdf