Abstract | Kelemahan bambu untuk bahan bangunan adalah bambu rentan terhadap gangguan jasad renik, serangga, perubahan temperatur, dan air hujan. Sedangkan usaha pengawetan yang banyak dilakukan dinilai kurang effektif, karena memerlukan waktu yang lama, menimbulkan bau, dan merusak warna bambu atau garis-garis dekorasi bambu. Penelitian ini dilakukan guna menghasilkan bambu yang kuat, absorbsi kecil, tidak berbau, dan tetap memiliki garis-garis dekorasi, tetapi dengan proses waktu pengawetan yang cepat. Metode penelitian dilakukan dengan cara modifikasi metode Baucherie, yaitu dengan cara mengalirkan suspensi semen dengan bantuan kompresor ke dalam bambu segar atau bambu baru tebang, dimana pori bambu masih terbuka sempurna. Proses suspensi akan membuat pori-pori bambu terisi oleh semen dan akan mengeras. Variasi campuran suspensi semen : air ditetapkan sebesar 1:8, 1:7, 1:6, 1:5, dan 1:4. Pengujian dilakukan guna mengetahui campuran suspensi optimal dan perubahan karakteristik fisik dan mekanika bambu setelah tersuspensi semen. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap 3(tiga) jenis bambu yaitu Ampel, Wulung, dan Tali menunjukan bahwa, kadar campuran suspensi semen optimal adalah sebesar 1:7 dan akan meningkatkan nilai kerapatan, kuat tekan, dan kuat lentur bambu masing-masing sebesar 47,76% ; 25,84% dan 36,02%, dan menurunkan nilai absorbsi dan elastisitas bambu masing-masing sebesar 20,13% dan 20,84% terhadap nilai karakteristik bahan bambu awal sebelum disuspensi. |