Garuda Documents : SEKOLAH INKLUSI SEBAGAI ARENA KEKERASAN SIMBOLIK

TitleSEKOLAH INKLUSI SEBAGAI ARENA KEKERASAN SIMBOLIK
Author Order1 of 1
Accreditation2
AbstractPenelitian ini mendeskripsikan kekerasan simbolik yang terjadi di sekolah favorit. Ketika siswa dari keluarga miskin diberi kesempatan bersekolah di sekolah yang mayoritas siswa berasal dari kelas atas, maka siswa dari kelas bawah akan mengenal banyak habitus kelas atas. Di sinilah awal terjadinya kekerasan simbolik di sekolah. Studi ini menggambarkan bagaimana siswa miskin melakukan interaksi sosial di sekolah meskipun memiliki habitus yang berbeda dengan habitus mayoritas siswa di sekolah. Sekolah yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah sekolah yang didominasi siswa kelas atas di Kota Cilacap. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai beberapa siswa miskin di sekolah tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa beberapa siswa merasa minder ketika harus berinteraksi dengan siswa kaya. Mereka sulit mengikuti habitus temannya yang berasal dari kelas atas, misalnya: nonton film di bioskop, jalan-jalan ke mall, dan lainnya. Siswa lain memiliki bersikap masa bodoh dan tidak dekat dengan temannya yang berbeda kelas sosial. Kesimpulan studi menyatakan bahwa sekolah inklusi yang mengakomodasi siswa dari banyak golongan sosial ekonomi merupakan upaya strategis pemerataan kesempatan belajar. Namun di sisi lain, ketika sebuah sekolah didominasi siswa dari kelas atas, maka kondisi ini sebenarnya kurang menguntungkan bagi siswa miskin di sekolah yang tersebut. 
Publisher NameUniversitas Padjadjaran
Publish Date2019-07-10
Publish Year2019
DoiDOI: 10.24198/sosiohumaniora.v21i2.18557
Citation
SourceSosiohumaniora
Source IssueVol 21, No 2 (2019): SOSIOHUMANIORA, JULI 2019
Source Page150-158
Urlhttp://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/18557/11191
AuthorDr. NANANG MARTONO, S.Sos, M.Si
File1549769.pdf