Abstract | Pengembangan model pelatihan pembuatan peta kontur topografi untuk mengidentifikasi dini zona-zona rawan bencana longsor telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Kegiatan bertujuan untuk melakukan sosialisasi teknis dasar pemetaan dan pelatihan teknis pembuatan peta kontur topografi menggunakan perangkat lunak Surfer untuk mengidentifikasi dini zona-zona rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara. Metode yang digunakan adalah perpaduan ceramah dan diskusi yang dipadukan dengan praktek. Setelah dilakukan pelatihan, sebagian besar peserta memberikan respon positif dan terdapat keinginan untuk mengimplementasikan dan menyebarluaskan hasil-hasil pelatihan. Indeks capaian rata-rata keberhasilan pelatihan berdasarkan hasil pengisian kuisioner adalah 75,69% dengan indeks capaian tertinggi adalah 92,24% dan indeks capaian terendah adalah 56,90%. Tingkat pemahaman peserta terhadap materi pelatihan cukup baik, meskipun masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai pre-test dan post-test. Nilai rata-rata pre-test adalah 5,96 dan post-test adalah 6,95. Dengan demikian terdapat kenaikan nilai sebesar 12,14%. Salah satu faktor keberhasilan pelatihan adalah adanya dukungan dari pihak sekolah dan tersedianya fasilitas komputer di Laboratorium Komputer SMK Negeri 1 Mandiraja. Salah satu faktor penghambatnya adalah banyaknya peserta kegiatan yang kesulitan dalam mempraktekkan penggunaan perangkat lunak Surfer untuk membuat peta kontur, sehingga diperlukan bimbingan teknis lanjutan.ÃÂ The development of the training model of creating of the topographic contour map to early identify the landslide gristle zones has been done in the First State Vocational Middle School (SMK) of Mandiraja, Regency of Banjarnegara. The purpose of this activity is to do technical socialization of basic of mapping and technical training of creating of the topographic contour map using the Surfer software to early identify the landslide gristle zones in the Regency of Banjarnegara. The method used in the training is combination of lecture, discuss, and practical. After this activities has been done, the largely participant give positive response and there is wish to implement and disseminate the activities results. The successfulness average attainment index of this training based on the quiz inlay result is 75.69%; with highest index is 92.24% and lowest index is 56.90%. The understanding of participant of the training on the training matters have rather good although still need be improved. It can be known from recapitulation results of pre-test and post-test values. The average pre-test value is 5.96 and the average post-test value is 6.95. Thus, there is a ascension from pre-test value to post-test value about of 12.14%. One of the successfulness factors of the activity is supporting from the chairman of school and available of computer in the Computer Laboratory of the First State Vocational Middle School (SMK) of Mandiraja. And one of the resistance factors is many participants which have difficulty to practice how procedure of utilizing of the Surfer software to create a contour map, so required by advanced technical guidance. |